Jumat, 21 Juni 2013

Reggae dan MPR rastafari ( community )

Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta. Padahal, reggae dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. "Reggae adalah nama genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup, way of life,"di balik ingar-bingar dan kegembiraan yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik tersebut. Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu sendiri. "Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah disebut rastafarian, diidentikkan dengan pengisap ganja dan bergaya hidup semaunya, tanpa tujuan. Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas. Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging, dan bahkan mengisap rokok. "Para anggota The Wailers (band asli Bob Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari.


Pemusik Tony Q Rastafara pun mengakui, meski ia menggunakan embel-embel nama Rastafara, tetapi dia bukan seorang penganut rasta. Tony mencoba memahami ajaran rastafari yang menurut dia bisa diperas menjadi satu hakikat filosofi, yakni cinta damai. "Yang saya ikuti cuma cinta damai itu," tutur Tony yang tidak mau menyentuh ganja itu.
Namun, meski tidak memahami dan menjalankan seluruh filosofi rastafari, para penggemar dan pelaku reggae di Indonesia mengaku mendapatkan sesuatu di balik musik yang mereka cintai itu. Biasanya, dimulai dari menyenangi musik reggae (dan lirik lagu-lagunya), para penggemar itu kemudian mulai tertarik mempelajari filosofi dan ajaran nya. 


 Jadi, dari kutipan di atas kami mengambil nama Rastafari sebagai nama komunitas kami yaitu MPR Rastafari yang berarti Masyarakat Pencinta Reggae dan rastafarinya diartikan Cinta Damai.
kami adalah sebuah komunitas yang tingkatannya sama, maksudnya. dalam komunitas kami tidak ada yang dibedakan seperti adik/kakak/senior/junior sekalipun ada yang sudah lanjut usai "SEMUA SAMA" tapi bukan berarti tidak saling menghormati. dan bisa dibilang kami semua bukan Batangan ( laki-laki) ada jg perempuan yang seperti sodara kami sendiri saling menjaga dan menjalani semua dengan susah senang bersama. MPR Rastafari ini baru dari tahun yang lalu tepatnya pada bulan 7 - 2012.






 woyyy brad yang perlu kalian tahu mungkin Reggae itu dekat dengan Gimbal dan Ganja tapi Reggae itu ngga harus Nge-ganja dan Reggae itu ngga harus Gimbal (dreadlock ) karna pastinya brada dan sista bukan penganut Rastafarian hanya kebetulan saja kakek BOB MARLEY ( Robert Nesta Marley ) yang lahir dan wafat 6 February 1945 – 11 May 1981 dia yang telah menciptakan musik yang bergenre Reggae yang dilahirkan pada tahun 1968 bersama The Wailers, kakek Bob ini, gimbal dan mengkomsumsi ganja karna dia adalah seorang rastafarian. sebuah Agama diJamaika yang dianutnya, rambut gimbal dan ganja adalah dulunya hanya sebagai ritual untuk menyembah tuhanNya yang disebut "JAH"





Ada pun Di Indonesia, beberapa nama yang terkenal dalam dunia musik reggae antara lain Tony Q, Steven & Coconut Treez, Joni Agung (Bali), New Rastafara, dan Heru ’Shaggy Dog’ (Yogyakarta). Banyak yang tidak tahu sejarah reggae di negeri ini. Bahkan musisi reggae di sini mungkin yang kurang paham jika ditanya siapa band awal mula yang pertama kali memainkan musik reggae.
Sekitar tahun 1986, musik reggae mulai dikumandangkan di Indonesia. Band itu adalah Black Company, sebuah band dengan genre reggae. Kemudian beberapa tahun kemudian muncul Asian Roots yang merupakan turunan dari band sebelumnya. Lantas ada pula Asian Force, Abresso dan Jamming.
kami membuat blog ini sebagai sarana pengetahuan tentang reggae sekaligus menceritakan/memberitahu kepda teman teman semua apa dari arti nama komunitas kami

TERIMA KASIH DAN SALAMA DAMAI INDONESIA
by : MPR Rastafari
298393FD